LopoNTT.com – #filsafat_untuk_semua – Doxa atau Episteme? – oleh Rm. Patris Sixtus Bere, Pr
Pemimpin sejati harus membedakan mana opini dan mana pengetahuan sejati; mana doxa dan model mana yang masuk kategori pengetahuan sejati.
Dalam uraiannya tentang kepemimpinan – dan itu maksudnya adalah pemimpin Filsuf – Plato menekankan perlunya pemahaman pemimpin terhadap apa yang disebut opini dan apa yang termasuk pengetahuan. Hubungan antara hal-hal itu dibahas dalam Buku V Politeia (475 St dan seterusnya).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Plato melalui Socrates membedakan antara “pencinta kebijaksanaan dan “pencinta opini” untuk mengklarifikasi karakteristik seorang “Philosoph-König” atau pemimpin Filsuf.
Doxa
Doxa adalah pandangan atau opini yang didasarkan pada persepsi inderawi atau keyakinan yang tidak sepenuhnya benar. Ia sering kali bersifat subjektif dan berubah-ubah, tergantung pada pengalaman individu atau pengaruh eksternal.
Doxa berkaitan dengan dunia fenomena (dunia yang dapat dirasakan oleh indera), yang hanya memberikan gambaran tentang kebenaran tetapi bukan kebenaran itu sendiri. Ia bersifat sementara dan tidak memiliki dasar yang mendalam, sehingga kurang dapat diandalkan untuk memahami hakikat sejati.
Dengan demikian, pencinta doxa adalah mereka yang puas dengan hal-hal yang tampak atau diterima secara umum tanpa mengejar pemahaman yang lebih dalam. Mereka sangat menghargai popularitas dan menaruh perhatian besar pada penampilan. Bukan kebenaran.
Episteme
Episteme adalah pengetahuan yang mendalam dan benar, didasarkan pada pemahaman tentang “hakikat esensial” dari sesuatu, yaitu dunia ide menurut Plato.
Episteme mencerminkan kebenaran yang tidak berubah. Ia berasal dari penggunaan akal dan “dialektika” untuk memahami realitas yang lebih tinggi, yaitu dunia ide, misalnya Ide tentang Kebaikan. Karenanya, pengetahuan ini bersifat abadi, universal, dan terlepas dari pengaruh subjektivitas atau dunia fisik.
Sebagai lawan dari pencari opini, orang yang mencintai kebijaksanaan selalu tidak puas dengan dunia fenomena. Mereka mengejar kebenaran sejati melalui filsafat, refleksi mendalam, dan pencarian ide-ide tertinggi
Pemimpin berdasarkan Doxa ??
Pemimpin yang hanya mengandalkan Doxa adalah mereka yang terikat pada dunia opini dan popularitas. Mereka memerintah berdasarkan persepsi umum dan keputusan mereka sering kali tidak bijaksana. Akhirnya, mereka mudah dipengaruhi oleh kesenangan dan kekuasaan yang dangkal.
Pemimpin berdasarkan Episteme !
Pemimpin filsuf menurut Plato harus memiliki Episteme. Mereka memahami dunia ide, terutama ide Kebaikan, yang menjadi panduan mereka untuk menciptakan kebijakan yang adil dan bijaksana. Ia tidak mengutamakan kekuasaan atau keuntungan pribadi, melainkan mengejar kesejahteraan masyarakat berdasarkan kebenaran universal.
Plato berpendapat bahwa hanya mereka yang mampu melampaui Doxa dan mencapai Episteme yang layak menjadi pemimpin, karena mereka memiliki kebijaksanaan untuk memandu negara menuju harmoni dan keadilan.
Oleh Rm. Sixtus Bere, Pr
Penulis : Rm. Sixtus Bere, Pr
Editor : Yudel Neno
Sumber Berita : Patris Sixtus