Sajian Materi Pedoman Pastoral Orang Muda Katolik

Manusia Kuasa dan Kerja
RD. Yudel Neno

Gereja Menyapa Kepemudaan secara Persona

Kepemudaan itu sendiri merupakan sikap memandang kehidupan ke masa depan, dan untuk itulah, Gereja memberi perhatian, dengan meletakkan spirit kerohanian, yang bersumber dari Yesus Kristus sendiri, di mana, pada masa mudaNya, Ia telah melaksanakan dan mewartakan karya penyelenggaraan Allah di tengah umat manusia. Untuk itulah orang muda dipanggil, dan karena itu, orang muda pertama-tama, merupakan tulang punggung Gereja.

Mencermati berbagai fakta yang terjadi, dari perspektif masa depan, Gereja sebagai persekutuan iman, menempatkan orang muda sebagai sasaran utama pelayanan dan pewartaan. Tatkala, tantangan datangnya silih berganti, orang muda didapatkan dalam keadaan kokoh dan teguh karena spiritnya yang menyatu secara tak terpisahkan dengan Kristus dan GerejaNya.

Gereja menyapa kepemudaan secara persona, karena itu disebut Orang Muda. Dengan menyebut orang muda, mereka disapa satu persatu sembari memanggil dan merangkul mereka untuk berhimpun dalam satu persekutuan iman dengan spirit muda, pantang mundur. Karena itu, boleh dikatakan, karya keselematan Gereja, sesungguhnya adalah karya keselematan tentang yang muda, di mana karya itu tidak pernah mengenal tua, tetapi selalu muda.

Sebagai wujud nyata dari kepemudaan itu, dan supaya tidak luntur, maka relasi dengan Gereja, kaum klerus dan kaum awam perlu dijaga dan dibina.

Realitas Orang Muda Katolik

Batasan Usia OMK

Pribadi lajang dengan rentang usia 13-35 tahun, dan sudah dibaptis secara Katolik. Dalam rentang usia ini, diharapkan  pendampingan demi kematangan mental dan pribadi mereka. Mereka yang usia di atas 35 dan masih lajang, dapat menjadi panutan dalam kiprah orang muda Katolik.

Orang Muda Katolik dalam Sejarah Gereja Katolik Indonesia

Upaya pemberian nama terhadap keterlibatan orang-orang muda dalam perjuangan bangsa dan Gereja, telah lama dan banyak dibicarakan. Dari waktu ke waktu, melewati berbagai tantangan, baik secara internal, dari kaum muda itu sendiri, maupun secara eksternal, dari pihak luar, pada akhirnya Gereja berhasil merumuskan posisi orang muda dalam karya evangelisasi dan berhasil pula menamakannya.

Pada tahun 1985, setelah muncul UU keormasan yang melarang ormas dalam lingkungan tempat ibadat, maka diputuskan ada ormas yang mewakili peran eksternal Gereja secara sosial politik yakni PMKRI dan Pemuda Katolik, sementara dalam tubuh Gereja dibentuklah Mudika untuk kaum muda territorial dan Kelompok Mahasiswa Katolik (KMK) untuk kelompok kategorial.

Pada Oktober 2005, Komisi Kepemudaan KWI menyelenggarakan Pertemuan Nasional (Pernas), dengan tajuk “OMK, Agent of Change, Bangkit dan Berggeraklah”. Dari Pernas tersebut, istilah Orang Muda Katolik (OMK), mulai dikenal dan meluas dengan maksud agar pendampingan Gereja Katolik menyapa dan melibatkan setiap individu Orang Muda Katolik di manapun mereka berada, entah di kelompok territorial di Paroki maupun kelompok kategorial di sekolah-sekolah.

Baca Juga:  Peduli Orang Muda Paroki Kotafoun Selenggarakan LKTD

Realitas Orang Muda Katolik Indonesia Dewasa Ini

Realitas Sosiologis OMK

Secara sosiologis, masyarakat yang tinggal di kota, lebih kental dengan pola ekonomi yang berorientasi pada keuntungan.

Berbagai kesibukan di tengah kota, tak jarang turut mempengaruhi watak dan karakter OMK yang ada di kota. Sedangkan OMK yang jauh dari kota, dan menetap di kota karena alasan studi atau kerja, secara lahiriah dan kultural masih terikat dengan tempat asalnya. Dan tantangan terutama mereka adalah urbanisasi yang berdampak pada ekonomi.

Kondisi OMK di rumah

Rata-rata OMK, tinggal bersama dengan keluarga, yang jumlah penghuninya mencapai 4-5 orang, dank arena itu, dipastikan kehidupan mereka rentan ekonomi. Ekonomi yang pas-pasan di rumah, turut mempengaruhi aktivitas OMK di Gereja. Kondisi rumah dan tempat tinggal yang tidak kondusif pun turut mempengaruhi semangat keaktivan OMK.

Realitas Pastoral/Eklesiologis OMK

Wilayah pastoral yang luas berbanding dengan tenaga yang sedikit, berimbas pada jarangnya kunjungan pastoral. Kurangnya katekese, membuat OMK tidak banyak tahu tentang iman katolik dan peranannya dalam aktivitas Gereja.

Selain itu, rata-rata umat Katolik dan hierarki masih terjebak dalam pola piker lama dalam hidup menggereja yaitu tanpa koordinasi, tanpa musyawarah, kerja sama tanpa sinergi dan pastorsentrisme.

Realitas OMK sebagai Orang Muda

Waktu luang OMK biasanya diisi dengan berkumpul, nongkrong, jalan-jalan, kegiatan kesenian, kreativitas dan aktivitas luar ruangan. Hal ini tentu sangat bersesuaian dengan ciri khas muda, di mana ia bebas tetapi bukan sebebas-bebasnya.

Realitas OMK dalam Masyarakat

Pada umumnya, OMK bangga sebagai orang Indonesia tetapi terkadang rasa nasionalisme mereka tipis, dirasakan kurangnya komitmen dan kesadarann sosial. OMK setuju dengan sikap Gereja dalam permasalahan sosial, namun banyak dari mereka tidak bersedia terlibat.

Realitas Hubungan OMK dengan Ajaran Iman Katolik

OMK dilahirkan dalam rahim Katolik, namun belum semuanya menyadari sepenuhnya, betapa kayanya ajaran dan praktek iman Katolik. Pendidikan iman Katolik secara intensif hanya mereka dapatkan saat menjelang persiapan terima Sakramen Maha Kudus, Krisma dan bahkan persiapan perkawinan. Dan karena itu, sangat mempengaruhi mereka dalam berpikir dan bertindak.

Realitas Hubungan OMK dengan Gereja Katolik

Perlu ada pemahaman bahwa Gereja bukan sekedar bangunan, melainkan komunitas, tempat belajar. Karena itu, terlibat selalu berarti terlibat untuk belajar.

Tantangan yang dihadapi OMK

Secara umum, OMK mengalama tiga tantangan di bahwa ini :

Jati Diri

OMK dipanggil untuk menjadi diri sendiri, sebagaimana dikehendaki Tuhan. Keterlibatan OMK, bukan karena dipaksa atau ditekan, karena jati diri hanya dapat tumbuh dari kesadaran yang utuh akan pribadinya.

Baca Juga:  Sungguh Hati Mereka Berkobar-kobar

Ketidakpastian

Sebagian besar OMK kita, menemukan ketidakpastian hidup dan seringkali terjadi karena memang kondisinya demikian, tetapi juga karena kelalaian pribadi.

Relasi-Relasi antar Pribadi

Sementara OMK masih berjuang dengan jati dirinya, ia juga dihadapkan dengan suatu kondisi relasi, yang membuatnya harus dua kali berpikir. Ia harus belajar membangun relasi antar pribadi dalam keluarga, teman sebaya, menemukan jodoh hidup. Kondisi di atas, makin parah, jika OMK tidak didampingi secara bijak.

Pandangan Allah dan Gereja Mengenai Orang Muda

Pandangan Allah mengenai Orang Muda

Allah secara istimewa menaruh orang muda di dalam hatiNya. Ia memilih orang muda, sebagai rekan kerjaNya. Ia memilih Isackh, Nabi Yeremia dan Bunda Maria dalam kondisi kepemudaan mereka. Allah memilih Maria dalam kegadisannya, untuk melahirkan Yesus. Allah menyalurkan rahmatNya dengan menaruh hatinya pada orang muda. Setelah Yesus lahir, Iapun memberi perhatian pada kaum muda, yakni menasehati orang muda yang kaya, dan menyembuhkan remaja puteri Yairus.

Pandangan Gereja mengenai Orang Muda

Gereja melalui Dokumen Konsili Vatikan II, Dekrit Apostolicam Actuositatem, Dekrit tentang Kerasulan Kaum Awam, artikel 12, menegaskan demikian :

  1. Kaum muda merupakan kekuatan amat penting dalam masyarakat 
  2. Peran orang muda dalam sosial-politik sangatlah penting 
  3. Semangat hidup mereka makin bertambah-tambah, bila gairah itu diresapi oleh semangat Kristus, dan dijiwai sikap patuh dan cinta kasih terhadap gembala Gereja. 
  4. Kaum muda memupuk sikap saling menghormati dan saling percaya dengan teladan kaum dewasa ataupun para orang tua

Penekanan Paus Yohanes Paulus II :

Gereja tidak melihat orang muda sebagai segerombolan orang, melainkan kepemudaan itu sendiri merupakan sikap memandang kehidupan ke masa depan, dan karena itu, kepemudaan harus berciri kritis, selalu mempertanyakan banyak hal, keberanian yang bersemangat tinggi walaupun penuh resiko. Orang muda adalah Gereja saat ini. Maksudnya, semangatnya yang muda adalah sikap dasar Gereja dalam karya pelayanan.

Visi Pastoral Orang Muda Katolik

Landasan : Inkarnasi sebagai Dasar dan Dorongan Utama

Mengapa pendampingan terhadap orang muda harus dilakukan? Apakah seturut keinginan pastor? Ataukah seturut keinginan pihak tertentu? Mari kita lihat dasarnya.

Inkarnasi sebagai Dasar dan Dorongan Utama

Inkarnasi ialah peristiwa di mana Allah menjadi manusia. Dalam diri Bunda Maria yang muda itu, Allah memilih menjadi manusia. Dalam diri Yesus, Allah memilih menjadi seorang yang muda. Hidup Yesus selama 30-an tahun, mencerminkan bahwa Allah telah berkarya melalui kemudaanNya. Dan karena itu, dasar bagi OMK ialah karya pendampingan OMK, mengalir dari pengalaman akan Allah melalui Yesus Kristus.

Baca Juga:  Orang Muda Tulang Punggung Gereja, Catatan Pasca Kegiatan LKTD OMK Paroki Kotafoun

Yesus yang rela sengsara, diludahi, dicaci maki, ditikam lambungnya, wafat, yang justru dalam masa mudaNya, menuntut OMK untuk berkorban, komitmen, tahan banting dan tanggung jawab sampai selesai.

Basis Gerejawi : Gereja sebagai Tempat Pastoral Orang Muda Katolik

Karena Kristus yang merupakan sumber karya pastoral, sekaligus adalah kepala Gereja, maka Gereja sebetulnya merupakan tempat pastoral OMK. Karya pastoral yang dilakukan oleh OMK, harus selalu dalam arti untuk membina dan mempertahankan persekutuan umat beriman.

Karya Pastoral OMK tumbuh sebagai cabang dari perutusan Gereja yang satu dan utuh. KARYA PASTORAL OMK BERASAL DARI GEREJA, BAGIAN DARI GEREJA, ADA DALAM GEREJA, DAN DEMI MAKSUD GEREJA. Ini yang dinamakan kiprah karya pastoral OMK.

Visi : Evangelisasi dan Arti Pentingnya

Evangelisasi berarti membawakan Injil kepada setiap bangsa sehingga dengan kekuatannya, Injil merasuki hati dan memperbarui manusia. Dengan cara pandang ini, karya pastoral OMK dipahami sebagai bentuk evangelisasi dari, oleh, bersama, dan untuk OMK, dengan melibatkan berbagai unsur dan strategi sebagai upaya-upaya evangelisasi dari, oleh, bersama dan untuk mereka.

Evangelisasi OMK bersifat komuniter yakni berjuang bersama dalam spirit komunitas kemuridan untuk menghasilkan murid-murid.

Keunggulan Paroki

Dalam perjuangan bersama, OMK harus dimudahkan untuk mempersembahkan dirinya kepada Gereja. Kita perlu mengupayakan sedemikian rupa, sehingga bersama dengan OMK, terbentuklah semangat kebersamaan yang baik dan inisiatifnya untuk melakukan pertemuan-pertemuan. Mengapa? Karena pastoral OMK merupakan bagian pokok daru hakikar evangelisasi. Karena itu, pertama-tama, tempat bagi tumbuh dan berkembangnya OMK dalam Paroki adalah dalam KUB, dan lingkungan.

Hubungan Pastoral Orang Muda Katolik dengan Karya  Pastoral Lain dalam Gereja

Kepada OMK perlu ditanamkan sensus liturgicus (rasa liturgi). Mengapa? Karena dalam liturgi ada prinsip; tata gerak yang sama, membahasakan iman yang sama pula. OMK perlu diberdayakan dalam pastoral sosio-ekonomi dan pastoral politik. Mengingat bahwa kemampuan mereka masih sangat muda, dan karena itu, dapat memudahkan mereka pula untuk mengaksesnya.

Tujuan Pendampingan Orang Muda Katolik

Tujuan fundamental pengampingan OMK ialah melanjutkan perutusan dari Yesus Kristus. Dalam kontek OMK, yang dimaksud ialah

  1. Pertumbuhan relasi pribadi OMK dengan Kristus Tuhannya
  2. Pertumbuhan dan perkembangan OMK
  3. Kesadaran dan keterlibatan mereka dalam komunitas-komunitas Gerejawi dan juga komunitas masyarakat umum.

 

Penulis : RD. Yudel Neno (*Lopo NTT)

 

Sumber Bacaan :

Diambil dari Buku Pedoman Pendampingan OMK yang dikeluarkan oleh Komisi Kepemudaan KWI