Kerajaan Allah Ibarat Biji Sesawi dan Hikmahnya Bagi Giat OMK

- Penulis

Minggu, 16 Juni 2024 - 16:26 WITA

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Refleksi –  Lopo NTT.com, Yudel Neno – Bacaan Injil hari ini (Minggu, 16 Juni 2024) pada bagian kedua perumpamaan; mengisahkan tentang perumpamaan Kerajaan Allah Ibarat Biji Sesawi. Demikian tertulis dalam Injil Markus :

4:31 Hal Kerajaan itu seumpama biji sesawi yang ditaburkan di tanah. Memang biji itu yang paling kecil dari pada segala jenis benih yang ada di bumi. 4:32 Tetapi apabila ia ditaburkan, ia tumbuh dan menjadi lebih besar dari pada segala sayuran yang lain dan mengeluarkan cabang-cabang yang besar, sehingga burung-burung di udara dapat bersarang dalam naungannya.”

Rumusan biblis pada kedua ayat di atas sebetulnya meletakkan dasar inspirasi bagi giat Orang Muda Katolik. Bahwasannya, Orang Muda Katolik merupakan salah satu kelompok kategorial yang boleh dikatakan sebagai “yang kecil” tetapi besar faedahnya dan memberi warna pada kemudaan Gereja yang tak pernah kenal tua.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Seumpama Biji Sesawi

Biji sesawi, kecil ukurannya. Walaupun kecil tetapi besar potensinya menjadi tumbuhan yang berfaedah. Dalam kekecilan biji sesawi itu, Yesus memberi perspektif bahwa yang kecil di mata manusia ternyata berfaedah besar bagi hidup orang kristiani. Bahwasannya segala sesuatu memulai titik mulanya dari kekecilan. Karena itu, kekecilan merupakan tanda bahwa mimpi-mimpi besar sangatlah ditentukan oleh langkah awal.

Yang Ditaburkan di Tanah

Benih itu ditaburkan di tanah. Pernyataan ini menunjuk pada suatu semangat merendah yang perlu dipupuk oleh orang-orang kristiani. Kenyataan ditaburkan di tanah mencakup makna bahwa hanya dalam sikap merunduk ke bawah, orang-orang kristiani dapat bertumbuh dan membuahkan hasil.

Tanah adalah sumber kehidupan; daripadanya segala kehidupan terletak. Tanah memiliki ciri khas. Ciri khas itu ialah ia menerima segala benih tanpa pilih kasih. Pada tanah, segala benih memiliki peluang dan porsi keadilan yang sama. Pada tanah segala tumpangan dan segala tempat teduh berdiri kokoh.

Yang Paling Kecil Daripada….

Dikatakan bahwa biji sesawi itu merupakan biji yang paling kecil daripada segala jenis benih yang ada di bumi. Justru karena urutannya paling kecil maka dipandang perlu untuk diberi tempat seluas-luasnya. Pada tempat yang luas itu, kekecilan memiliki ruang gerak yang luas. Pada ruang itu, kekecilan memiliki hak untuk bebas berekspresi. Kebebasan berekpresi tetap terkontrol dalam filosofi bahwa kekecilan itu bukannya sebebas-bebasnya melainkan harus berdaya guna dan tepat sasar.

Tetapi Apabila….

Selanjutnya dikatakan;…Tetapi apabila ia ditaburkan……ia tumbuh dan menjadi lebih besar. Kebesaran itu diperoleh justru mendahului langkah kekecilan yang tak dapat dipungkiri dari kenyataan setiap tumbuhan. Bahwa ia kecil, tetapi apabila ; satu ; ia tumbuh, dua; ia besar, tiga ; ia berfaedah.

Tumbuh dan Menjadi Lebih Besar

Dari benih yang ditaburkan itu, dalam perspektif tetapi apabila…..; ia tumbuh dan menjadi besar. Kenyataan tumbuh mencirikan akar dasar bahwa tanah yang di dalam dan di atasnya benih itu tumbuh, daripadanya terkandung sumber air, humus tanah dan cuaca yang bersahabat. Kenyataan besar menandai suatu ciri teologis seperti dikatakan Paulus bahwa Paulus menanam, Apolos menyiram dan Allah-lah yang memberikan pertumbuhan. Maka tumbuh dan besar itu hanya dapat dipahami dalam skema berpikir biblis dengan merujuk pada Allah sebagai sunber kehidupan dan sumber segala kebesaran.

Daripada Segala….

Ditegaskan lagi selanjutnya, dalam perspektif daripada segala……ditulis bahwa daripada segala jenis benih yang ada di bumi. Artinya, kekecilan menjadi berguna karena “ia sendiri”. Ia sendiri dalam titik mulanya bahwa ia yang paling kecil dari yang lain.

Maka daripada segalanya…..Allah memilih yang paling kecil. Sama seperti keterpilihan Bunda Maria karena kekecilannya.

Cabang-Cabang yang Besar

Dari benih yang kecil itu, terkandung unsur potensial dan harapan. Benih yang kecil itu kemudian tumbuh dan berkembang menjadi cabang-cabang besar. Artinya dalam kekecilan itu telah terkandung unsur kebesaran secara potensial, kemudian menjadi besar dalam aktualisasinya. Sedemikian itu, ilmu filsafat memberi perspektif harmonis antara unsur potensial dan unsur aktualisasi. Maka yang besar itu merupakan aktualisasi dari potensi yang kecil.

Burung-Burung di Udara dapat Bersarang dan Bernaung

Sedemikian indah Allah meletakkan peran dari segala tetumbuhan, pada akhirnya Allah pun meletakkan sumber perlindungan, hingga dikatakan bahwa dari cabang-cabang yang besar itu, burung-burung di udara pun dapat bersarang dan bernaung. Bersarang menunjuk pada perlindungan pada setiap kehidupan dan bernaung menunjuk pada kenyataan bahwa kehidupan butuh dilindungi.

Poin relevansi bagi OMK terletak pada dasar berpikir Kerajaan Allah Ibarat Biji Sesawi. Dikatakan pada akhir bahwa Yesus memberi perumpamaan sesuai dengan pengertian mereka. Suatu kehormatan dan serentak merupakan suatu tuntutuan misioner bahwa Rahmat Allah perlu dikondisikan sesuai dengan kondisi dan karakter manusia.

Kerajaan Allah Ibarat Biji Sesawi memang perlu dipahami dengan baik. Bahwa untuk masuk Kerajaan Allah, pertama-tama diperlukan kerendahan hati untuk melakukan pekerjaan-pekerjaan kecil dengan semangat yang penuh.

Kerajaan Allah diibaratkan dengan Biji Sesawi meletakkan dasar kerendahan hati dan keberanian untuk melakukan pekerjaan-pekerjaan kecil bagi OMK. Orang Muda Katolik, karena status kepemudaannya, dari kondisi itu, orang muda dituntut untuk berani memulai dan memulai dari setiap pekerjaan yang seringkali tidak diperhatikan oleh banyak orang. Dan pekerjaan itu ialah pekerjaan tentang pengorbanan. Orang perlu mengorbankan niat perhitungannya yang terkadang terlalu tinggi syaratnya, dan mengabaikan kerelaan untuk melakukan pekerjaan kecil.

Panggilan OMK terhadap Tiga Kerangka Berpikir

Kerajaan Allah sebagai Situasi

Kerajaan Allah dipahami sebagai situasi menunjuk pada tuntutan iman, moril dan moral untuk menciptakan situasi yang mencirikan kehadiran Allah. Dengan kata lain, sikap harmonis dalam relasi dan dalam reksa pastoral merupakan situasi yang paling dikehendaki oleh Allah bagi umat kristiani. Atas dasar kehendak baik Allah kepada umat manusia, setiap manusia, termasuk OMK terpanggil untuk menciptakan dan menghadirkan situasi yang baik. Apabila segala situasi dipenuhi oleh semangat persaudaraan, kerukunan dan kekeluargaan, sesungguhnya itulah Kerajaan Allah.

Kerajaan Allah sebagai Cara

Kerajaan Allah sebagai cara mensyaratkan Allah sebagai sumber inspirasi yang perlu dipandang sebagai pedoman dan pemberi arah bagi cara pikir, kata dan tindak manusia. Barang siapa memikirkan Kerajaan Allah, terlintas otomatis dalam pikirannya bahwa cara yang yang ditempuh perlu sejalan dengan kehendak Allah. Sebagaimana Allah selalu menempuh cara yang berpijak dan berpihak pada kaum miskin, terpinggirkan dan tertindas (ibarat Biji Sesawi yang kecil), sedemikian itu, panggilan OMK perlu memandang mereka sebagai prioritas yang perlu dilakukan dengan semangat yang masih muda.

Status kemudaan OMK mengondisikannya untuk memikirkan cara yang selalu muda; yang takkan pernah tua dalam reksa pastoral orang muda.

Kerajaan Allah sebagai Tempat

Dikatakan Yesus bahwa di Rumah BapaNya banyak tempat tinggal. Jelas bahwa yang dimaksudkan adalah tempat. Bahwa Kerajaan Allah merupakan tempat yang disediakan Allah bagi mereka yang berkehendak baik semasa hidupnya di dunia. Barang siapa beritikad dan bertindak baik, ia patut mendapatkan “sertifikat surgawi” yang diberikan Allah.

Tuntutan bagi OMK ialah pada setiap tempat yang dijadikan sebagai locus kegiatan perlu diperlakukan dengan kasih sebagaimana kasih Allah dalam Kerajaan Allah. Tata ruang yang indah mencerminkan unsur liturgis setiap kegiatan. Tata ruang penting, sebab hanya dalam ruang yang bersahabat udara segar dapat terpancar keluar membawa misi.

Pada Akhirnya….

OMK adalah masa kini Allah. OMK tidak hanya merupakan masa depan Gereja. OMK merupakan masa kini Allah. Dalam kekinian OMK, Allah menampakkan CiriNya sebagai Sang Imanuel ; yang menyertai dari mulanya hingga selamanya. Dalam kekinian OMK, Allah menunjuk hakekatNya sebagai penyatu masa lalu dan masa depan ke dalam masa sekarang.

 

Penulis : RD. Yudel Neno

Facebook Comments Box

Penulis : RD. Yudel Neno

Editor : Tim Lopo NTT

Sumber Berita : Inpirasi diambil dari Teks Kitab Suci ; Injil Markus Bab 4 dan Dokumen Christus Vivit

Berita Terkait

Berhenti pada Hari Ketujuh: Spiritualitas Ekologis Ciptaan
Ajaran Gereja Katolik tentang Media Sosial dan Penggunaannya serta Kritik terhadap Tujuh Dosa Pokok Media Menurut Paul Johnson
Pendidikan sebagai Media Pengembangan Dialog Integral: Pendekatan Filosofis Deskriptif-Eksposisif
Mengukir Makna Mengenang Lima Tahun Imamat
Berikanlah dengan Cuma-Cuma; Sebuah Refleksi Spiritual di HUT ke-60 Romo Herman Punda Panda
Diam Bersama dengan Rukun
Menenun Mutiara di Balik Kegiatan OGF Unio Regio Nusra
Berita ini 18 kali dibaca
Tag :

Berita Terkait

Selasa, 14 Januari 2025 - 13:45 WITA

Berhenti pada Hari Ketujuh: Spiritualitas Ekologis Ciptaan

Senin, 30 Desember 2024 - 03:12 WITA

Ajaran Gereja Katolik tentang Media Sosial dan Penggunaannya serta Kritik terhadap Tujuh Dosa Pokok Media Menurut Paul Johnson

Selasa, 26 November 2024 - 08:52 WITA

Pendidikan sebagai Media Pengembangan Dialog Integral: Pendekatan Filosofis Deskriptif-Eksposisif

Kamis, 21 November 2024 - 08:27 WITA

Mengukir Makna Mengenang Lima Tahun Imamat

Senin, 18 November 2024 - 14:53 WITA

Berikanlah dengan Cuma-Cuma; Sebuah Refleksi Spiritual di HUT ke-60 Romo Herman Punda Panda

Berita Terbaru

Kitab Suci

Berhenti pada Hari Ketujuh: Spiritualitas Ekologis Ciptaan

Selasa, 14 Jan 2025 - 13:45 WITA

Opini

Kegilaan Digital dan Kontrol Algoritmik

Sabtu, 11 Jan 2025 - 09:27 WITA